Khutbah Jum'at : Ketenangan Hati
السلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
بِسْمِ اللهِ
الرَّ ْحمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ خَلَقَ
اْلاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ اْلبَيَانَ. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَدِيْنِ
اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىٰ سَائِرِاْلأَدْيَانِ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلٰهَ
اِلاَّاللهُ اْلوَحِدُ اْلمَنَّانُ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
ُمحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ اْلمَبْعُوْثُ اِلىٰ كَافَةِ اْلأَنَامِ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ
هٰذَا
النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ اْلمُمَجَّدِ وَالرَّسُوْلِ السَّنَدِ اْلعَظِيْمِ
سَيِّدَنَا
وَمَوْلاَنَا
ُمحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ عَلىٰ َممَرِّالدُّهُوْرِ وَاْلأَيَّامِ. ﴿اَمَّابَعْدُ﴾ فَيَاعِبَادَاللهِ،
اِتَّقُواللهَ فِى
كُلِّ
مَكَانٍ، وَاُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِ بِطَاعَةِ اللهِ وَرَسُوْلَهُ فىِ كُلِّ
زَمَانٍ.
Hadirin Sidang Jum’at yang Dimuliakan Allah.
Roda
kehidupan terus menggelinding. Banyak cerita dan episode yang dilewati pada
setiap putarannya. Ada sedih, ada senang. Ada derita, ada bahagia. Ada suka,
ada duka. Ada kesempitan, ada keluasan. Ada kesulitan, dan ada kemudahan. Tidak
ada manusia yang tidak melewatinya. Hanya kadarnya saja yang mungkin tidak
selalu sama. Maka, situasi apapun yang tengah kita jalani saat ini,
tenangkanlah hatimu.
Manusia
bukan pemilik kehidupan. Tidak ada manusia yang selalu berhasil meraih
keinginannya. Hari ini bersorak merayakan kesuksesan, esok lusa bisa jadi
menangis meratapi kegagalan. Saat ini bertemu, tidak lama kemudian berpisah.
Detik ini bangga dengan apa yang dimilikinya, detik berikutnya sedih karena
kehilangannya. Maka, episode apapun yang sedang kita lalui pada detik ini,
tenangkanlah hatimu.
Cerita
tidak selalu sama. Episode terus berubah. Berganti dari satu situasi kepada
situasi yang lain. Berbolak-balik. Bertukar-tukar. Kadang diatas, kadang
dibawah. Kadang maju, kadang mundur. Itulah kehidupan. Namun, satu hal yang
seharusnya tidak pernah berubah pada kita; yaitu, hati yang selalu tenang dan
tetap teguh dalam kebenaran …
Hadirin
yang dirahmati Allah...
Ketenangan
sangat kita butuhkan dalam menghadapi segala situasi dalam hidup ini. Terutama
dalam situasi sulit dan ditimpa musibah. Jika hati dalam kondisi tenang, maka
buahnya lisan dan anggota badan pun akan tenang. Tindakan akan tetap pada jalur
yang dibenarkan dan jauh dari sikap membahayakan. Kata-kata akan tetap hikmah
dan tidak keluar dari kesantunan, sesulit dan separah apa pun situasi yang
sedang kita hadapi. Dan dengan itu lah kemudian -Insya Allah- kita akan meraih keuntungan.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Ketenangan
adalah karunia Allah yang hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman.
Tentang hal ini Allah berfirman:
هُوَالَّذِيْ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ اْلمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْااِيْمَانًامَّعَ
اِيْمَانِهِمْ.
“Dia-lah
yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (QS. Al Fath [48]: 4)
Syaikh
Abdurrahman As-Si’dy rahimahullah berkata, “Allah mengabarkan tentang
karunia-Nya atas orang-orang yang beriman dengan diturunkan kepada hati mereka
sakinah. Ia adalah ketenangan dan keteguhan dalam kondisi terhimpit cobaan dan
kesulitan yang menggoyahkan hati, mengganggu pikiran dan melemahkan jiwa.
Maka diantara nikmat Allah atas orang-orang yang beriman dalam situasi ini
adalah, Allah meneguhkan dan menguatkan hati mereka, agar mereka senantiasa
dapat menghadapi kondisi ini dengan jiwa yang tenang dan hati yang teguh,
sehingga mereka tetap mampu menunaikan perintah Allah dalam kondisi sulit
seperti ini pun. Maka bertambahlah keimanan mereka, semakin sempurnalah
keteguhan mereka.” (Tafsir al Karim: 791)
ثُمَّ
أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ
“Kemudian
Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang
beriman.” (QS. Al Taubah [9]: 26)
Sidang Jum’at Yang Dirahmati Allah.
Jiwa
yang tenang dan hati yang teguh adalah senjata orang-orang shaleh dari sejak
dahulu dalam menghadapi kondisi sulit yang mereka temui dalam kehidupan mereka.
Ashabul
Kahfi adalah diantaranya. Saat mereka mengumandangkan kebenaran tauhid dan
orang-orang pun berusaha untuk menyakiti mereka, sehingga mereka terusir dari
tempat mereka dengan meninggalkan keluarga dan kenyamanan hidup yang sedang
mereka nikmati, serta tinggal di gua tanpa makanan dan minuman, ketenangan dan
keteguhanlah yang membuat mereka mampu bertahan.
Dalam
perjalanan dakwah dan jihad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita
tentu ingat kisah perjalanan hijrah Rasulullah SAW dan sahabatnya yang mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Ketika
mereka berdua masuk ke dalam gua, berlindung dari kejaran orang-orang musyrik
yang saat itu tengah dalam kemarahan yang memuncak dan dengan pedang-pedang
yang terhunus, hingga Abu Bakar berkata, “Jika salah satu mereka menundukkan
pandangannya ke arah kedua sandalnya, niscaya ia akan melihat kita.” Dalam
kondisi genting itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan penuh ketenangan
berkata, “Bagaimana menurutmu tentang dua orang, yang Allah ketiganya.” (Lihat Shahîh
al Bukhâri no: 3653, Shahîh Muslim no: 2381)
Allah
berfirman:
إِلَّا
تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ
اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ
اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ
لَمْ تَرَوْهَا
“Jikalau
kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah)
sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya
Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.” (QS. Al Taubah [9]: 40)
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Bagaimanakah
cara untuk meraih ketenangan itu? Sebagian orang mencari ketenangan dengan
perbuatan sia-sia, sebagian mereka bahkan mencari ketenangan di tempat-tempat hiburan yang penuh kemaksiatan.
Semua itu keliru dan fatal akibatnya. Alih-alih ketenangan, semua itu justru
akan semakin membuat hati diliputi kesedihan. Jika pun ketenangan
didapatkannya, namun ia adalah ketenangan yang palsu dan sesaat.
Syaikh
Dr. Sa’ad bin Nashir al Syatsry –semoga Allah menjaganya- dalam kitabnya “Hayâtu
al Qulûb” menyebutkan arahan-arahan yang terdapat dalam Al-Qur`an dan
sunnah untuk meraih ketenangan tersebut:
1.
Berkumpul
dalam rangka mencari ilmu.
Rasulullah
SAW bersabda:
«مَا اجتمعَ قَوم في بيت من
بُيُوتِ الله تباركَ وتعالى يَتْلُونَ كتابَ الله عزَّ وجلَّ، ويَتَدَارَسُونَهُ
بينهم، إِلا نزلت عليهم السكينةُ، وَغَشِيَتْهم الرحمةُ، وحَفَّتْهم الملائكة،
وذكرهم الله فيمن عنده»
“Tidaklah
suatu kaum berkumpul sebuah rumah Allah tabaraka wa ta’ala, mereka membaca
Kitabullah azza wa jalla, mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun
kepada mereka sakinah, rahmat akan meliputi mereka, para malaikat akan
mengelilingi mereka dan Allah senantiasa menyebut-nyebut mereka dihadapan
malaikat yang berada di sisi-Nya.” (HR Muslim no. 2699)
2.
Membaca
al Qur`an.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ
بِالْقُرْآنِ »
“Ia
adalah ketenangan yang turun karena al Qur`an.” (HR Bukhari: 4839, Muslim: 795)
3.
Memperbanyak
dzikrullah.
Allah
berfirman:
الَّذِينَ
آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ
تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al Ra’du [13]: 28)
4.
Bersikap
wara’ (hati-hati) dari perkara syubhat.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْبِرُّ مَا
سَكَنَتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَالإِثْمُ مَا لَمْ
تَسْكُنْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَلَمْ يَطْمَئِنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَإِنْ
أَفْتَاكَ الْمُفْتُونَ
“Kebaikan
itu adalah yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tentram kepadanya. Sementara
dosa adalah yang jiwa meresa tidak tenang dan hati merasa tidak tentram
kepadanya, walaupun orang-orang mememberimu fatwa (mejadikan untukmu
keringanan).” (HR Ahmad no. 17894, dishahihkan al Albani dalam Shahîh al Jâmi
no: 2881)
5.
Jujur
dalam berkata dan berbuat.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ
الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“Sesungguhnya
jujur itu ketenangan dan dusta itu keragu-raguan.” (HR Tirmidzi no: 2518)
Begitu
pun semua ketaatan kepada Allah dan sikap senantiasa bersegera kepada amal
shaleh adalah diantara faktor yang akan mendatangkan ketenangan kepada hati
seorang mukmin. Jika kita selalu mendengar dan berusaha untuk mentaati Allah
dan rasul-Nya, maka hati kita akan kian tenang.
Saudaraku,
jika kita dapat mempertahankan ketenangan hati sehingga senantiasa teguh berada
dalam jalan Allah, apa pun yang terjadi kepada kita, maka bergembiralah, karena
kelak saat kita meninggalkan dunia yang fana ini, akan ada yang berseru kepada
kita dengan seruan ini:
يَاۤاَيَّتُهَاالنَّفْسُ اْلمُطْمَءِنَّةُ,
اِرْجِعِيْ اِلَى رَبِّكَ رَاضَيَةًمَّرْضِيَّةً, فَادْخُلَيْ فِيْ عَبٰدِيْ,
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ.
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah
hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (QS.
Al Fajr [89]: 27-30) (Lihat Hayâtu al Qulûb: 90-91)
باَرَكَ اللهُ ِلى وَلَكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
اْلأَ يَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّاوَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هَوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.
Khutbah
Kedua Setiap Jum’at
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفٰى وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلىٰ النَّبِيِّ اْلمُصْطَفٰى وَعَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَهْلِ
الصِّدْقِ وَاْلوَفىٰ. أَشْهَدُاَنْ لاَاِلٰهَ اِلاَّالله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ فَصَلِّ
وَسَلِّمْ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا. (أَمَّا بَعْدُ) فَيَا عِبَادَاللهِ.
إِتَّقُوْاالله َحَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ
اللهَ تَعَالىٰ صَلىَّ عَلىٰ نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. فَقَالَ تَعَالىٰ اِنَّ الله
َوَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىٰ النَّبِى يَااَيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىٰ اٰلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فىِ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
َاْلأَحْيَاءِمِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ يَاقَاضِيَ اْلحْاَجَاتِ. رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلِإِخْوَانِنَاالَّذِيْنَ
سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فىِ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ
أَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّنَا اٰتِنَا فىِ الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفىِ اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.عِبَادَاللهِ,
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِلْقُرْبٰى
وَيَنْهٰى عَنِ اْلفَخْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ. اَقِمِ الصَّلاَةِ.
Khutbah yang bagus untuk direnungi,, izin copy...
ReplyDeleteisinya bagus banget... izin... saya copy
ReplyDeleteSubhanallah
ReplyDelete